Teknik Sipil (Civil eginering)
Tuesday, September 16, 2014
Buku Siswa
Modul – 01
Deformasi
A. informasi umum
|
b. Materi
DEFORMASI
(Perubahan
Bentuk)
1. Pendahuluan
Suatu struktur apabila diberi beban, maka elemen
struktur akan mengalami deformasi yaitu perubahan bentuk yang kecil. Sehingga
titik-titik pada struktur akan mengalami perpindahan posisi yang baru berubah
dari posisi semula. Umumnya semua titik pada struktur kecuali pada tumpuan
tidak bergerak akan mengalami pergerakan/perpindahan.
Deformasi mempunyai dua jenis karakter pergerakan yaitu :
1. Defleksi, pergerakan perpindahan posisi contohnya
: penurunan, pergesaran, mempunyai notasi D (delta) dan d (del)
2. Rotasi, pergerakan perputaran sudut,
mempunyai notasi q (teta) dan f (phi)
Tabel 1-1 Jenis Deformasi
Jenis Deformasi
|
Defleksi
|
Rotasi
|
Karakter Pergerakan
|
Penurunan dan Pergeseran
|
Perputaran Sudut
|
Notasi
|
D (delta), d (del)
|
q (teta), f (phi)
|
Gambar 1.1.
Balok sederhana dengan beban terpusat P
Gambar 1.2.
Balok kantilever dengan beban terpusat P
Gambar 1.1 dan 1.2
menunjukkan balok dibebani beban terpusat P dan menyebabkan suatu deformasi
yaitu :
∆VB = penurunan vertical di B / defleksi di B
θ A = perputaran sudut di A / rotasi di A
θ B= perputaran sudut di A / rotasi di B
Untuk menghitung defleksi dan rotasi dapat digunakan beberapa cara yang
akan diberikan pada mata kuliah Mekanika Rekayasa III ini adalah :
- Cara unit load ( untuk balok dan portal)
- Cara garis elastis/persamaan diferensial (untuk balok )
- Cara penurunan titik simpul (untuk konstruksi rangka batang)
2.
Menghitung Deformasi
dengan Cara Unit Load
∆ = θ = ......................................................................................... (1.1)
dimana :
D = defleksi
q = rotasi
E = modulus elastisitas bahan
I = momen inersia
M =
persamaan momen akibat beban luar
m =
persamaan momen akibat beban satuan/ beban unit
Apabila ditanyakan :
beban unit P = 1 ke arah vertikal
beban unit P = 1 ke arah horizontal
beban unit M = 1
Arah beban unit terserah, apabila hasil ∆ ,
θ adalah negative, berarti arah ∆ , θ tersebut berlawanan dengan beban unit
yang diberikan.
2. Cara
Garis Elastis (Persamaan Differensial)
Persamaan garis elastis :
............................................................................................ (1.2)
Persamaan garis elastis rotasi :
................................................................... (1.3)
Persamaan garis elastis defleksi :
........................................................................... (1.4)
Pada integrasi
diatas akan didapatkan kostante (C) yang harus dicari besarnya. kostante
tersebut dapat dicari dengan menggunakan syarat batas.
Gambar 1.3. Pemodelan perletakan sendi
Gambar 1.4. Pemodelan perletakan rol
Gambar 1.5. Pemodelan perletakan rol
Untuk
cara ini persamaan momen memakai aturan arah bidang momen.
|
|
3. Penurunan Titik Simpul Pada
konstruksi Rangka Batang
Perumusan defleksi titik simpul pada
konstruksi rangka batang
................................................................ (1.5)
Dimana :
Besar
gaya batang
akibat beban unit (P = 1 ) yang dibebankan pada titik simpul yang ditinjau
penurunannya
S = Besar gaya
batang akibat beban luar
L = Panjang batang
E = Modulus elastisitas batang
A = Luas batang
C. Daftar pustaka
1. Popov
2. ITB
3. UGM
4. Unpad
D. latihan soal-soal
1. Kasus Balok 1
dengan penyelesaian metode unit load
Dari soal diatas ditanyakan ∆VB
, dan θ ditengah AB.
Penyelesaian
Karena hanya satu segmen AB saja, maka batas integral juga sepanjang AB. Pandang
ke arah bebas ( titik B ), agar tidak perlu mencari reaksi di A.
M = +
4x + 1x. x
EI m =
+1x
|
|
= =
Arah ∆VB
kebawah sesuai dengan arah beban unit, karena hasil ∆VB positif.
Dari soal diatas ditanyakan θ ditengah AB.
|
|
Persamaan M
|
|||
|
|
|
|
|
|
Dan gambar diatas ada dua segmen (BC dan CA)
M
= +4x +1x .
m = 0
EI
M = +4( 2+ x )+ 1 (2+x). ( 2+ x)
|
θC = +
=
=
=
=
= =
θC
= karena hasil negative maka arah θC berlawanan
dengan arah beban unit.
2. Kasus Balok 2 dengan
penyelesaian metode unit load
Hitung besar ∆VB, θD
|
|
|
||||||
|
||||||
M
|
|
|
|
|
M = +4,4x - 1x
|
m θD = - 0,1x
M = +2x
EI m ∆VB = 0
m θD = +1
M = +2 (2+x) - 5,6 x
EI m ∆VB = -0,8 x
m θD = +1 - 0,1x
∆VB =
= ………………
θD =
= ……………………………
Ingat
kalau harga yang dihasilkan adalah negative, maka arah deformasi adalah
berlawanan dengan beban unit yang dibebankan.
Apabila hasil positif,maka arah deformasi
searah dengan beban unit yang dibebankan.
3.
Kasus portal dengan penyelesaian metode unit load
|
|
Hitung
besar ∆HE
∆VC
|
|
|
|
|
|
|
|
|
EI m ∆HE = 0
m ∆VC = -1x
|
||||
|
||||
|
|
|
|
= 0
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
= …………………
= …………………………
Apabila hasil ΔHE dan ΔVC positif berarti
arahnya sesuai dengan arah beban unit, apabila hasil negative arahnya
berlawanan dengan arah beban unit.
4.
Kasus portal 2 dengan
penyelesaian metode unit load
EI konstan
|
Hitung besar
ΔVC;
ΔVC =
= ……………………..
5.
Kasus balok 1 dengan
penyelesaian persamaan garis elastis
|
Hitung besar ΔVC, θ ditengah AB.
VA = 1,2 T
AB : CB ;
Y’B dihitung dari AB = -Y’B
dihitung dari CB (hanya arah yang berbeda, karena pandangan berbeda)
harga C3 dimasukkan ke
pers.1
Persamaan defleksi dan rotasi;
Dari persamaan defleksi dan rotasi yang
didapat maka dapat dihitung besar deformasi pada titik-titik sepanjang AB
maupun CB.
dimasukkan persamaan
defleksi CB
θ ditengah AB dimasukkan
persamaan rotasi AB
θ ditengah AB =
|
ditengah
AB
|
|||||
|
6.
Kasus balok 2 dengan
penyelesaian persamaan garis elastis
θ ditengah AB
Titik A = jepit
Persamaan defleksi dan rotasi sepanjang BA
Rotasi di tengah BA x = 2 m
θ di tengah AB =
7. Perhitungan deformasi defleksi pada konstruksi
rangka batang
Hitung besar penurunan di titik E, apabila diketahui E = 2.106
Kg/Cm2, A = 8 Cm2
Langkah awal dihitung dulu gaya
batang S1 – S7 akibat beban
luar P = 8T di E
Mencari S (gaya batang akibat beban
luar)
Titik A
Untuk menghitung S31 S21 S4 dan S7
digunakan Ritter
|
||||||||
|
||||||||
|
||||||||
|
|||
Titik B
|
||||||||||
|
||||||||||
|
|
Dari hasil perhitungan diatas terbukti karena beban luar P = 8 berada di E dan yang diminta adalah penurunan
di E, maka dapat disimpulkan bahwa α = 1/8 S
NO Batang
|
S(Kg)
|
L
Cm
|
E
Kg/Cm2
|
Δ
Cm2
|
α
|
Δ i
|
α .Δ i
|
1
|
- 5.103
|
5. 102
|
2.106
|
8
|
- 5/8
|
- 0,15625
|
+ 0,097
|
2
|
- 3. 103
|
3.102
|
2.106
|
8
|
- 3/8
|
- 0,05625
|
+ 0,021
|
3
|
3.103
|
4.102
|
2.106
|
8
|
3/8
|
+ 0,075
|
+ 0,028
|
4
|
5.103
|
5.102
|
2.106
|
8
|
5/8
|
+ 0,15625
|
+ 0,097
|
5
|
-4.103
|
4.102
|
2.106
|
8
|
- 4/8
|
- 0,1
|
+ 0,05
|
6
|
3.103
|
3.102
|
2.106
|
8
|
3/8
|
+ 0,05625
|
+ 0,021
|
7
|
0
|
3.102
|
2.106
|
8
|
0
|
0
|
0
|
Berarti penurunan di titik E besarnya = 0,314 Cm
Subscribe to:
Posts (Atom)